Untuk memperkirakan apa dampak kenaikan upah 50% terhadap industri, kita harus melakukan eksperimen penghitungan dengan memasukkan asumsi krisis dan kenaikan upah 50%. Sebagai asumsi krisis, karena Bank Indonesia (BI) pernah memprediksi bahwa batas atas inflasi tahun 2013 mencapai 9,8%, maka kita asumsikan kenaikan biaya input dan penyusutan modal tetap sebesar 10%. Jadi, jika biaya input dan penyusutan modal tetap naik 10% dan biaya tenaga kerja naik 50%, kita dapatkan angka komponen output industri seperti di bawah:
Tabel 3
Komponen-Komponen Pembentuk
Output Industri Besar dan Sedang Indonesia Jika
Biaya Input dan
Penyusutan Modal Tetap Naik 10% serta Biaya Tenaga Kerja Naik 50%
(Miliar Rupiah),
2010-2012
Tahun
|
Alat-Alat
Produksi
|
Pajak
Tidak Langsung
|
Nilai
Tambah Bersih
|
Output
|
||
Biaya Input
|
Penyusutan
Modal Tetap
|
Biaya
Tenaga
Kerja
|
Keuntungan
Bersih
|
|||
2010
|
1.446.578,1
|
38.836,6
|
37.528
|
135.432
|
549.576,3
|
2.207.951
|
2011
|
1.759.844,9
|
167.808,3
|
51.818
|
211.681,5
|
426.895,3
|
2.618.048
|
2012*
|
1.804.038,5
|
32.008,9
|
52.107
|
240.762
|
744.830,6
|
2.873.747
|
Sumber: diolah dari Statistik Indonesia 2013, http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/SI_2013/index3.php?pub=Statistik%20Indonesia%202013.
Tabel 4
Proporsi
Komponen-Komponen Pembentuk Output Industri Besar dan Sedang Indonesia
Jika Biaya Input dan
Penyusutan Modal Tetap Naik 10% serta Biaya Tenaga Kerja Naik 50%, 2010-2012
Tahun
|
Alat-Alat
Produksi
|
Pajak Tidak Langsung
|
Nilai
Tambah Bersih
|
Output
|
||
Biaya Input
|
Penyusutan
Modal Tetap
|
Biaya
Tenaga Kerja
|
Keuntungan
Bersih
|
|||
2010
|
65,52%
|
1,76%
|
1,70%
|
6,13%
|
24,89%
|
100,00%
|
2011
|
67,22%
|
6,41%
|
1,98%
|
8,09%
|
16,31%
|
100,00%
|
2012*
|
62,78%
|
1,11%
|
1,81%
|
8,38%
|
25,92%
|
100,00%
|
Sumber: diolah dari Statistik Indonesia 2013, http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/SI_2013/index3.php?pub=Statistik%20Indonesia%202013.
Berdasarkan eksperimen penghitungan di atas, kita bisa lihat bahwa secara umum, di tengah krisis Rupiah, upah bisa naik sebesar 50% tanpa mengakibatkan industri collapse dan PHK. Output di atas sengaja kita buat konstan untuk membuktikan bahwa kenaikan upah 50% juga tidak perlu menaikkan ongkos produksi dan harga barang. Keuntungan bersih pengusaha memang turun, tetapi keuntungan bersih pengusaha masih lebih besar dari biaya tenaga kerja.
Agar
lebih jelas, mari kita keluarkan angka alat-alat produksi dan pajak tidak
langsung, sehingga kita bisa membandingkan biaya tenaga kerja dan keuntungan
bersih pengusaha secara langsung. Dalam statistik industri, dua komponen ini
biasa diletakkan di bawah kategori “nilai tambah bersih.”
Tabel 5
Proporsi Biaya
Tenaga Kerja dan Keuntungan Bersih Pengusaha dalam
Nilai Tambah Bersih Industri
Besar dan Sedang Indonesia Jika Biaya Input dan
Penyusutan Modal
Tetap Naik 10% serta Biaya Tenaga Kerja Naik 50%, 2010-2012
Tahun
|
Biaya
Tenaga Kerja
|
Keuntungan
Bersih
|
Nilai
Tambah Bersih
|
|||
Miliar
Rupiah
|
%
|
Miliar
Rupiah
|
%
|
Miliar
Rupiah
|
%
|
|
2010
|
135.432
|
19,77%
|
549.576,3
|
80,23%
|
685.008,3
|
100,00%
|
2011
|
211.681,5
|
33,15%
|
426.895,3
|
66,85%
|
638.576,8
|
100,00%
|
2012*
|
240.762
|
24,43%
|
744.830,6
|
75,57%
|
985.592,6
|
100,00%
|
Sumber: diolah dari Statistik Indonesia 2013,
http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/SI_2013/index3.php?pub=Statistik%20Indonesia%202013.
Selanjutnya KLIK DISINI
Post a Comment Blogger Facebook